Apakah Bekam Sakit? – “Jangan Takut Lagi! Ini Alasan Kenapa Bekam Tidak Seburuk yang Kamu Pikirkan”
Bekam adalah salah satu metode pengobatan tradisional yang telah dikenal sejak ribuan tahun lalu dan terus digunakan hingga saat ini. Berasal dari praktik pengobatan Timur Tengah, Cina, dan Asia, bekam semakin populer di dunia modern karena dianggap memiliki berbagai manfaat kesehatan, terutama dalam mengatasi masalah otot, nyeri, dan peredaran darah. Namun, di balik manfaat yang ditawarkan, banyak orang yang mempertanyakan satu hal: apakah bekam itu sakit? Pada artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang bekam, prosesnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat rasa sakit yang mungkin timbul selama dan setelah terapi.
1. Apa Itu Bekam?

Bekam adalah terapi pengobatan yang dilakukan dengan cara meletakkan cangkir khusus di bagian-bagian tubuh untuk menciptakan efek vakum. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi ketegangan otot, dan membantu proses penyembuhan tubuh. Bekam dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu bekam kering dan bekam darah.
Pada bekam kering, cangkir diletakkan pada kulit dan dibuat vakum, yang menyebabkan kulit terangkat ke dalam cangkir. Ini merangsang aliran darah di area tersebut dan diharapkan dapat mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi tubuh. Bekam darah, di sisi lain, melibatkan pengeluaran darah dengan membuat sayatan kecil di kulit sebelum cangkir ditempatkan. Bekam darah ini lebih intens dan sering dikaitkan dengan rasa sakit yang lebih besar.
Namun, meskipun terapi ini telah dikenal selama ribuan tahun, masih banyak orang yang meragukan keamanannya, terutama terkait dengan rasa sakit yang mungkin timbul selama proses bekam. Untuk itu, mari kita pelajari lebih dalam tentang proses bekam dan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat rasa sakitnya.
2. Proses Bekam

Proses bekam dimulai dengan pemilihan area tubuh yang akan dibekam. Biasanya, terapis akan membersihkan kulit terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tidak ada kotoran yang mengganggu proses terapi. Selanjutnya, cangkir bekam ditempatkan pada kulit dan dibuat vakum, sehingga kulit dan lapisan bawahnya tertarik ke dalam cangkir.
Proses ini berlangsung selama beberapa menit, dan selama waktu ini, cangkir akan tetap berada di area yang dibekam untuk merangsang aliran darah dan memperbaiki keseimbangan tubuh. Pada beberapa jenis terapi, terutama bekam darah, terapis akan membuat sayatan kecil pada kulit untuk mengeluarkan darah, yang dipercaya dapat membantu mengatasi peradangan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Bergantung pada jenis bekam yang dilakukan, prosesnya dapat memakan waktu mulai dari 10 hingga 20 menit. Setelah selesai, cangkir akan dilepas, dan pasien akan merasa sedikit lega. Namun, bagi sebagian orang, ada kemungkinan munculnya rasa sakit, terutama jika mereka baru pertama kali menjalani terapi ini.
3. Rasa Sakit Saat Proses Bekam

Bagi banyak orang, rasa sakit adalah kekhawatiran utama ketika mempertimbangkan untuk menjalani terapi bekam. Namun, apakah benar bekam itu sakit? Jawabannya tidak bisa dipukul rata, karena rasa sakit yang dirasakan sangat bergantung pada berbagai faktor.
Selama proses bekam, sebagian besar orang melaporkan bahwa mereka merasakan sensasi menarik pada kulit dan sedikit tekanan pada area yang dibekam. Beberapa orang merasa seperti ada getaran atau sensasi panas di area tersebut. Biasanya, ini tidak dianggap sebagai rasa sakit yang parah, tetapi lebih kepada sensasi yang tidak biasa bagi tubuh.
Namun, pada beberapa orang dengan kulit yang lebih sensitif atau jika bekam dilakukan pada area yang lebih sensitif (seperti leher atau pinggang), sensasi yang timbul bisa terasa lebih intens. Meskipun begitu, kebanyakan orang menganggapnya tolerable, dan rasa sakit tersebut biasanya hanya bertahan beberapa detik hingga menit.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Nyeri

Rasa sakit yang dirasakan saat bekam tidak selalu sama bagi setiap orang. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat nyeri yang dirasakan selama terapi ini. Beberapa faktor tersebut meliputi:
- Tipe tubuh dan sensitivitas kulit: Orang dengan kulit tipis atau sensitif mungkin akan merasakan tekanan atau tarikan yang lebih kuat dibandingkan mereka yang memiliki kulit tebal.
- Lokasi bekam: Area tubuh yang lebih sensitif, seperti leher, punggung bawah, dan bagian dalam lutut, cenderung lebih terasa sakit saat dibekam dibandingkan area tubuh lainnya.
- Tingkat ketegangan otot: Jika seseorang datang dengan otot yang tegang atau nyeri, maka proses bekam akan lebih menantang. Otot yang lebih kencang atau lebih kaku bisa memicu rasa sakit yang lebih besar selama proses terapi.
- Bekam darah vs bekam kering: Pada bekam darah, di mana sayatan kecil dilakukan pada kulit untuk mengeluarkan darah, rasa sakit yang dirasakan mungkin sedikit lebih intens dibandingkan dengan bekam kering yang hanya melibatkan vakum pada kulit tanpa sayatan.
Tingkat kenyamanan selama bekam akan sangat bervariasi tergantung pada seberapa banyak tekanan yang diberikan, teknik yang digunakan, dan bagaimana tubuh merespon terapi tersebut.
5. Bekam Tanpa Sayatan: Lebih Aman dan Lebih Nyaman

Salah satu jenis bekam yang paling umum dan yang banyak dipilih oleh orang-orang adalah bekam kering. Pada bekam kering, cangkir diletakkan pada kulit tanpa membuat sayatan atau mengeluarkan darah. Proses vakum yang terjadi selama bekam kering dirancang untuk merangsang aliran darah, mengurangi ketegangan otot, dan membantu tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Bekam kering umumnya jauh lebih nyaman dan cenderung tidak menimbulkan rasa sakit yang signifikan. Sensasi yang dirasakan lebih mirip dengan tekanan lembut atau rasa tarikan yang ringan pada kulit, dan sebagian besar orang merasa lega setelah sesi terapi. Selain itu, karena tidak melibatkan sayatan atau pengeluaran darah, risiko infeksi atau rasa sakit pasca terapi pun lebih rendah.
6. Bekam Darah: Pengeluaran Darah Bisa Menimbulkan Rasa Sakit

Berbeda dengan bekam kering, bekam darah melibatkan pembuatan sayatan kecil pada kulit sebelum cangkir dipasang. Tujuan dari bekam darah adalah untuk mengeluarkan darah yang dianggap mengandung racun atau sisa metabolisme tubuh yang bisa menyebabkan peradangan atau gangguan kesehatan. Bekam darah umumnya dilakukan pada area tubuh yang mengalami peradangan atau ketegangan otot yang cukup parah.
Karena adanya sayatan pada kulit, proses bekam darah lebih berisiko menimbulkan rasa sakit dibandingkan bekam kering. Proses pengeluaran darah ini mungkin menimbulkan rasa perih atau nyeri yang lebih terasa selama dan setelah terapi. Namun, banyak orang yang melaporkan bahwa setelah proses bekam darah selesai, mereka merasa lebih baik dan nyeri yang sebelumnya mereka alami berkurang drastis.
7. Rasa Sakit Setelah Bekam

Meskipun banyak orang merasa lega setelah terapi bekam, ada kemungkinan munculnya rasa sakit ringan setelahnya, terutama pada area yang dibekam. Rasa sakit ini biasanya mirip dengan perasaan memar, di mana kulit dan otot di bawahnya terasa sensitif atau sedikit nyeri akibat tarikan yang terjadi selama proses bekam.
Rasa sakit setelah bekam umumnya bersifat sementara dan akan hilang dalam waktu beberapa hari. Warna kulit di sekitar area yang dibekam juga bisa berubah menjadi merah atau ungu, yang menunjukkan peningkatan aliran darah ke area tersebut. Perubahan warna ini adalah hal yang normal dan merupakan bagian dari proses penyembuhan tubuh.
Beberapa orang juga melaporkan merasa sedikit kaku atau tegang setelah bekam, terutama jika otot yang dibekam sebelumnya sangat tegang. Namun, sensasi ini biasanya mereda dengan cepat setelah tubuh menyesuaikan diri.
8. Bekam Untuk Terapi Otot dan Nyeri

Bekam telah lama digunakan untuk mengatasi masalah otot dan nyeri, dan banyak atlet serta orang-orang yang mengalami ketegangan otot memanfaatkan terapi ini untuk meredakan nyeri dan mempercepat pemulihan. Dengan merangsang aliran darah ke area yang terinfeksi atau tegang, bekam membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan suplai oksigen ke jaringan yang membutuhkan penyembuhan.
Bagi mereka yang menderita nyeri punggung, leher, atau bahu, bekam dapat memberikan bantuan yang signifikan. Meskipun prosesnya bisa menimbulkan sedikit rasa sakit atau ketidaknyamanan, hasil akhirnya sering kali sangat memuaskan.
9. Pengalaman Pribadi dengan Bekam: Variasi

Pengalaman setiap orang dengan bekam sangat bervariasi. Bagi sebagian orang, bekam adalah pengalaman yang menyegarkan dan memberikan hasil yang instan, sementara bagi yang lain, mungkin terasa agak sakit atau tidak nyaman. Ada yang merasa hanya sedikit tertarik pada kulit, sementara yang lain merasa ada sensasi panas atau berdenyut.
Namun, kebanyakan orang merasa manfaatnya setelah beberapa hari, dengan rasa sakit atau ketegangan otot yang berkurang dan perasaan lebih relaks. Jika Anda belum pernah mencoba bekam, penting untuk mendiskusikan dengan terapis yang berpengalaman untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang akan Anda rasakan.
10. Kesimpulan

Secara keseluruhan, apakah bekam sakit atau tidak sangat bergantung pada individu dan bagaimana tubuh mereka merespons terapi tersebut. Bagi kebanyakan orang, rasa sakit yang dirasakan selama bekam relatif ringan dan dapat ditoleransi. Bekam kering biasanya lebih nyaman dan tidak menimbulkan rasa sakit yang signifikan, sementara bekam darah bisa menimbulkan sedikit rasa perih atau ketidaknyamanan karena adanya sayatan pada kulit.
Jika Anda merasa tertarik mencoba bekam, pastikan untuk berkonsultasi dengan praktisi atau terapis yang berpengalaman. Meskipun bekam dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan, penting untuk memastikan bahwa terapi ini aman dan sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda. Seiring dengan waktu, banyak orang melaporkan rasa lega dan peningkatan kesehatan setelah menjalani terapi bekam, meskipun dengan sedikit rasa sakit yang sifatnya hanya sementara.
“Siap-Siap Terkejut! Begini Rasanya Saat Bekam: Sakit atau Justru Menenangkan?”
0887 2683 275


