TERAPIS BEKAM BERSERTIFIKAT: STANDAR BARU DALAM PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL YANG AMAN DAN PROFESIONAL – “Jangan Asal Pilih! Ini Alasan Kenapa Terapis Bekam Bersertifikat Wajib Dicari!”
1. Apa Itu Terapis Bekam Bersertifikat?

Dalam lanskap pengobatan tradisional yang terus berkembang, istilah “terapis bekam bersertifikat” mulai mendapat sorotan. Tapi apa sebenarnya maknanya? Terapis bekam bersertifikat adalah praktisi terapi bekam yang telah melalui proses pelatihan formal dan dinyatakan kompeten oleh lembaga yang diakui secara hukum atau profesional. Sertifikasi ini bukan sekadar selembar kertas, melainkan sebuah pengakuan atas kapasitas, integritas, dan standar keselamatan seorang praktisi.
Bagi masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya praktik pengobatan yang aman, terapis bersertifikat menjadi pilihan utama. Mereka dianggap tidak hanya memahami teknik bekam, tetapi juga paham aspek medis, anatomi tubuh, sterilisasi alat, dan manajemen risiko.
2. Mengapa Sertifikasi Penting?

Bekam bukanlah praktik sembarangan. Meski berakar dari tradisi panjang dan sering disebut sebagai bagian dari pengobatan Nabi, kenyataannya ada banyak potensi bahaya jika terapi ini dilakukan oleh orang yang tidak kompeten. Mulai dari infeksi, pendarahan, hingga salah titik terapi yang bisa berakibat fatal.
Sertifikasi hadir untuk menapis semua itu. Terapis yang bersertifikat telah dibekali dengan pengetahuan tentang standar keamanan, kondisi medis pasien yang layak atau tidak layak untuk dibekam, hingga cara menangani efek samping yang mungkin muncul. Dengan demikian, risiko bisa ditekan, dan manfaat terapi dapat dioptimalkan.
3. Proses Sertifikasi Terapis Bekam

Lalu bagaimana proses menjadi terapis bekam bersertifikat? Ini bukan jalan pintas. Calon terapis umumnya harus mengikuti pelatihan formal yang terdiri dari teori dan praktik. Materi pelatihan meliputi:
- Anatomi dan fisiologi dasar tubuh manusia
- Teknik bekam kering dan basah
- Indikasi dan kontraindikasi terapi bekam
- Protokol higienitas dan sterilisasi alat
- Manajemen kasus dan pelayanan pasien
- Etika profesi dan pelayanan kesehatan
Setelah pelatihan, peserta akan menjalani ujian—baik tulis maupun praktik langsung. Beberapa lembaga juga mewajibkan praktek lapangan atau magang terbimbing. Hanya mereka yang lulus seluruh tahapan yang berhak mendapat sertifikat resmi.
4. Lembaga Penyedia Sertifikasi Terapis Bekam di Indonesia

Di Indonesia, ada sejumlah lembaga yang secara konsisten menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi bekam:
- Kementerian Kesehatan RI, melalui Direktorat Kesehatan Tradisional
- Balai Pengobatan Tradisional milik pemerintah daerah
- Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang terakreditasi
- Asosiasi Bekam Indonesia atau komunitas profesi yang telah memiliki kerja sama dengan lembaga pendidikan kesehatan
- Lembaga luar negeri yang diakui, seperti di Malaysia atau Timur Tengah
Sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga tersebut sering kali memiliki masa berlaku, dan beberapa mensyaratkan pelatihan ulang sebagai bentuk pembaruan kompetensi.
5. Ciri-Ciri Terapis Bekam Bersertifikat yang Profesional

Bagi masyarakat awam, membedakan antara terapis bekam bersertifikat dan yang tidak bisa menjadi tantangan. Namun, ada beberapa ciri khas yang bisa dijadikan indikator:
- Memajang sertifikat secara terbuka di tempat praktik
- Menggunakan peralatan steril dan alat sekali pakai
- Melakukan anamnesa atau wawancara kesehatan sebelum terapi
- Menjelaskan risiko dan manfaat bekam secara transparan
- Memberikan edukasi pasca terapi termasuk larangan dan anjuran
- Mengikuti protokol pelayanan seperti mencatat data pasien dan menyimpan rekam medis
Profesionalisme ini membedakan antara terapis yang benar-benar mengedepankan kesehatan pasien, dengan yang sekadar menjalankan bisnis.
6. Risiko Bekam Jika Tidak Dilakukan oleh Terapis Bersertifikat

Bekam yang dilakukan sembarangan sangat berisiko. Beberapa kasus yang pernah terjadi di masyarakat mencakup:
- Infeksi kulit serius, karena alat tidak steril
- Perdarahan hebat akibat kesalahan teknik
- Timbulnya jaringan parut (keloid) yang bersifat permanen
- Hematoma besar, yakni penggumpalan darah di bawah kulit
- Syok ringan hingga berat, terutama pada pasien dengan tekanan darah rendah atau gangguan pembekuan darah
Risiko-risiko tersebut bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk membuka mata masyarakat bahwa bekam adalah terapi yang membutuhkan keahlian.
7. Relevansi Sertifikasi dengan Legalitas Praktik

Selain soal kompetensi, sertifikasi juga erat kaitannya dengan legalitas. Terapis bekam yang memiliki sertifikat dari lembaga yang diakui dapat mengajukan Surat Izin Praktik Pengobatan Tradisional (SIPT) kepada Dinas Kesehatan setempat.
Legalitas ini penting, terutama jika praktik terapi dilakukan secara terbuka atau komersial. Tanpa legalitas, pelaku terapi bisa dianggap melanggar hukum, apalagi jika terjadi keluhan dari pasien. Dengan SIPT, terapis juga bisa mendapatkan perlindungan hukum dan berkesempatan ikut dalam pembinaan pemerintah.
8. Bekam sebagai Praktik Terintegrasi dengan Dunia Medis

Di banyak negara, praktik bekam sudah mulai diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan medis. Di rumah sakit atau klinik komplementer, bekam digunakan sebagai terapi pendamping untuk berbagai kondisi, seperti nyeri otot, stres kronis, atau gangguan sirkulasi darah.
Di Indonesia, langkah ini sudah mulai terlihat di beberapa klinik yang memadukan dokter umum dengan terapis bekam bersertifikat. Tujuannya adalah menciptakan pelayanan holistik yang mempertimbangkan aspek medis sekaligus tradisional.
Terapis yang bersertifikat memiliki peluang lebih besar untuk dilibatkan dalam ekosistem seperti ini. Mereka dianggap kredibel, karena standar kompetensinya bisa diukur dan diverifikasi.
9. Meningkatkan Karier sebagai Terapis Bekam Profesional

Sertifikasi bukan hanya soal pengakuan kompetensi, tetapi juga tiket menuju peluang karier yang lebih luas. Dengan sertifikat di tangan, seorang terapis bisa:
- Mendirikan klinik bekam profesional
- Mengikuti pelatihan lanjutan atau spesialisasi, misalnya bekam untuk olahraga atau bekam estetika
- Bekerja sama dengan institusi kesehatan resmi
- Menjadi trainer atau pengajar, jika memiliki pengalaman lebih dari lima tahun
- Bergabung dengan komunitas profesi, baik di tingkat lokal maupun internasional
Peluang ini tentu tidak akan terbuka jika praktik hanya dijalankan berdasarkan pengalaman pribadi tanpa landasan formal.
10. Edukasi Masyarakat Tentang Pentingnya Memilih Terapis Bekam Bersertifikat

Masih banyak masyarakat yang lebih tergiur dengan tarif murah ketimbang kompetensi terapis. Ini adalah tantangan tersendiri yang harus dijawab dengan edukasi.
Edukasi dapat dilakukan melalui:
- Media sosial dan situs klinik, dengan menampilkan latar belakang dan sertifikat terapis
- Seminar atau penyuluhan terbuka di komunitas lokal
- Kampanye kesehatan tradisional yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan atau LSM
- Kolaborasi dengan tokoh agama, yang dapat memberi penekanan tentang pentingnya amanah dan keilmuan dalam terapi sunnah
Dengan meningkatnya kesadaran, masyarakat akan lebih selektif dan tidak mudah tergoda oleh iklan yang menyesatkan.
Penutup: Menjadikan Sertifikasi Sebagai Pilar Kepercayaan
Profesi terapis bekam berada di titik penting dalam sejarah pengobatan tradisional Indonesia. Di tengah meningkatnya minat masyarakat pada terapi alami, justru dibutuhkan standardisasi agar kualitas dan keamanan tetap terjaga.
Menjadi terapis bekam bersertifikat bukan sekadar upaya pribadi untuk meraih pengakuan, tapi kontribusi nyata terhadap keselamatan pasien dan reputasi profesi. Sertifikasi harus dipandang bukan sebagai beban administratif, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan etika profesi.
Maka, jika Anda adalah praktisi bekam, pertimbangkan untuk mengikuti pelatihan dan sertifikasi resmi. Dan jika Anda adalah pasien, pastikan Anda berada di tangan yang tepat: tangan seorang profesional bersertifikat yang benar-benar peduli pada kesehatan Anda.
“Bekam Sembarangan Bisa Bahaya! Pilih Terapis Bersertifikat untuk Hasil Terbaik!”


